Rangkaian listrik adalah interkoneksi berbagai alat yang
secara umum bersama melaksanakan suatu tugas tertentu. Tugas itu dapat berupa
pemrosesan energi atau informasi melalui rangkaian listrik. Energi maupun
informasi dihubungkan menjadi energi listrik dan sinyal listrik. Bentuk sinyal
inilah energi maupun informasi dapat disalurkan dengan lebih mudah ketempat
yang diperlukan.
Berdasarkan karakteristik rangkaian listrik dibagi
menjadi dua, yaitu rangkaian ser dan rangkaian paralel.
1.
Rangkaian seri
Rangkaian seri adalah rangkaian listrik di
mana semua hambatan
listrik (atau peralatan listrik) disusun berderet, ujung hambatan satu bersambungan
dengan ujung hambatan yang
lainnya. Dalam rangkaian seri, besarnya hambatan total rangkaian merupakan
jumlah dari ke seluruhan hambatan peralatan listrik yang disambungkan dalam rangkaian.
Rangkaian seri terdiri dari dua atau
lebih beban listrik yang dihubungkan ke sumber listrik pada satu rangkaian.
Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu rangkaian. Dua buah
elemen berada dalam susunan seri jika mereka hanya memiliki sebuah titik utama
yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu jaringan. Karena
semua elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam
rangkaian seri, arus yang lewat sama besar pada masing-masing elemen yang
tersusun seri.
Sifat-sifat
Rangkaian Seri
a.
Arus yang mengalir pada masing
beban adalah sama.
b.
Tegangan sumber akan dibagi
dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama. Jumlah penurunan tegangan
dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri adalah sama dengan
tegangan total sumber tegangan.
c.
Arus yang mengalir tergantung
pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.
d.
Jika salah satu beban atau
bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus terhenti.
Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan
sehari-hari (di rumah) :
a.
Lampu hias pohon Natal model
lama (yang baru pakai rangkaian elektronik & lampu LED) merupakan rangkaian
seri beberapa lampu (12V di-seri 20 pcs) sehingga dapat menerima tegangan
sesuai dengan jala-jala (220V).
b.
Lampu TL (tube Lamp) atau orang
bilang lampu neon, model lama yang masih memakai ballast, di dalam box nya
memakai rangkaian seri antara jala-jala dengan ballastnya.
c.
Di dalam setrika listrik ada
rangkaian seri dengan bimetal (temperatur kontrol), demikian juga kulkas.
d.
Sakelar/switch merupakan
penerapan rangkaian seri dengan beban.
Sambungan seri/deret yaitu sambungan ujung kaki yang
satu Disambung dengan lain secara beruntun.
2.
Rangkaian paralel
Pada rangkaian paralel, komponen-komponen listrik
disusun secara paralel/sejajar dengan sumber arus listrik. Rangkaian Paralel merupakan
salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar untuk mengalirkan
arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban listrik dihubungkan
secara parallel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa
mempengaruhi rangkaian yang lain.
Sifat-sifat
Rangkaian Paralel
a.
Tegangan pada masing-masing
beban listrik sama dengan tegangan sumber.
b.
Masing-masing cabang dalam
rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus masing-masing cabang adalah
tergantung besar tahanan cabang.
c.
Sebagaian besar tahanan
dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian mengecil, oleh
karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel
adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
d.
Jika terjadi salah satu cabang
tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada rangkaian tahanan
tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oleh
rangkaian cabang yang terputus tersebut.
Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik paralel dalam
kehidupan sehari-hari (di rumah) :
a.
Distribusi Listrik PLN
kerumah-rumah adalah paralel.
b.
Stop contact merupakan
rangkaian paralel dengan jala-jala.
Sambungan Parelel/ Jajar yaitu sambungan ujung kaki satu
sama lain disambung dengan lainnya saling disatukan.
0 komentar:
Posting Komentar